Thursday, October 27, 2011

KEGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM)

KEGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR


Secara umum Media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunjan sebagai berikut ;

  • Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersipat verbalitas
  • Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu , daya indra, seperti : Objek yang terlalu besar – bisa di gantikan dengan realita , gambar,film bingkai, flim, atau model. Objek yang kecil di bantu dengan proyek mikro, flim bingkai, atau gambar
  • Konsep yang terluas (gunung merapi, gempa bumi, iklim, dan lain lain.
  • Penggunan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatsi sipat pasif anak didik, Dalam hal in media pendidikan untuk:
  • Menimbulkan kegembiraan belajar
  • Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dan lingkungan dan kenyataan.
  • Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampun dan minat nya 
  • Dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa , maka guru banyak mengakami kesulitan bila mana semuanyaitu harus diatasi sendiri.hal ini akan lebih sulit bila lata belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda .masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuanya dalam: memberikan perangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan meninbulkan persepsi yang sama.

DASAR-DASAR PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Menurut Sudjana (2003 : 68) bahwa perkembangan konsep teknologi pembelajaran dari komunikasi audio-visual menuju ke pendekatan sistem, disebabkan oleh adanya pemikiran yang memandang teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan sistem di dalam proses belajar mengajar yang dipesatkan pada desain, implementasi dan evaluasi terhadap proses mengajar dan belajar. Mulyasa (2004 : 148) mengemukakan bahwa pembaruan pembelajaran tidak harus disertai dengan pemakaian perlengkapan yang serba hebat. Dalam rangka pembangunan pendidikan guru dan pengembangan karier pendidikan seperti di atas perlu ditekankan pentingnya pengembangan cara-cara baru yang efektif dan sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik. Adapun menggunakan media gambar (poster), pemakaian media tersebut untuk menunjang pembelajaran. Kriteria pemeliharaan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan. Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya harus dipertimbangkan (Ely dalam Arief, 2003 : 83).
MEDIA POSTER
Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana, dan pada umumnya mengandung anjuran atau larangan (Depdikbud, 1988:50). Menurut Sudjana dan Rivai (2002:51) poster adaah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Poster disebut juga plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan kesan, ide dan sebagainya (Rohani, 1997:76-77). Poster terdapat kelebihannya dengan harganya terjangkau oleh seorang guru tetapi ada juga kelemahannya dikarenakan media poster berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan sebenarnya. Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver). Dalam dunia pengajaran, pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru, sedangkan penerima informasinya adalah siswa. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang perlu dikuasai oleh para siswa. 
Oleh Bloom (dalam Rahmanto, 1998:14) mengemukakan bahwa kemampuan tersebut dikelompokkan menjadi tiga ranah (domain) yang kemudian dikenal dengan istilah “taksonomi”, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Dalam setiap proses belajar-mengajar antara guru dan siswa mempunyai tujuan yang sama, yaitu siswa mengalami perubahan yang positif dan sebelum proses belajar-mengajar dilalui dan sesudah proses belajar-mengajar berlangsung meskipun ada perbedaan-perbedaan yang terdapat antara setiap siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Perbedaan itu dapat terjadi pada tingkat keterampilan kognitifnya, dapat terjadi pada cara siswa menangkap pengetahuan yang baru, dan dapat pula pada tingkat keterampilan motoriknya.Kalau guru bertolak dari pemahaman bahwa penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bertujuan untuk memudahkan siswa belajar, maka dalam penggunaan media harus juga memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan pada diri setiap siswa.
Banyak ahli telah mengemukakan teori tentang proses belajar-mengajar anak seiring dengan pertumbuhan mentalnya. Dalam proses belajar mengajar salah satu tugas utama guru adalah membangkitkan minat belajar siswanya. Piaget dengan teori perkembangan intelektualnya mengatakan bahwa perkembangan anak mengikuti fase-fase perkembangan. Fase-fase itu telah kita kenal yaitu: fase sensori motor, fase praoperasional, fase konkret operasional, dan fase formal operasional.

Dengan mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media, maka pertimbangan pokok dalam memilih media, terdiri atas beberapa kriteria sebagai berikut ;
  • Media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya tujuan pengajaran;
  • Media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan kemampuan siswa;
  • Media yang digunakan hendaknya tepat guna; 
  • Media yang dipilih hendaknya memang tersedia, artinya alat/bahannya atau tersedia waktu untuk mempersiapkan dan mempergunakannya; 
  • Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan siswa; 
  • Persiapan dan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan biaya yang tersedia; 
  • Kondisi fisik lingkungan, turut mempengaruhi media. Olah karena itu , perlu diperhatikan baik-baik kondisi lingkungan pada saat merencanakan penggunaan media.
POLA PENGGUNAAN MEDIA

Guru harus mamahami tentang pola penggunaan media yang tepat. Pola penggunaan media yang dimaksud, yaitu:
  • Pola Penggunaan di dalam Kelas : Media ini digunakan dengan tujuan untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Karena itu dalam merencanakan penggunaan media, guru harus mempertimbangkan tujuan pengajaran, materi pengajaran, dan strategi pengajaran. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan pada penggunaan media tersebut yaitu : Media yang digunakan harus transparansi dan tersedia, teknik atau metode yang digunakan oleh guru harus sesuai, dan memperhatikan kondisi kelas yang digunakan dalam proses belajar-mengajar (Budinuryanta, 1998: 15).
  • Pola Penggunaan di luar Kelas : Pola ini dapat ditemukan pada beberapa contoh kasus seperti dalam pengajaran Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). Hal ini tidak hanya diterapkan disekolah bahkan pada kelompok masyarakat di luar pun menggunakan hal seperti itu. Pemakaian media seperti ini, dapat berlaku kapan saja, tergantung kepada tujuan yang hendak dicapai pemakainya.
Prosedur Penggunaan Media Pengajaran
Telah diuraikan sebelumnya bahwa media pengajaran seharusnya dipilih secara sistematik, agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Budinuryanta (1998:17) mengemukakan bahwa ada tiga langkah pokok dalam prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti yaitu ;
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan (penyajian dan penerimaan) dan 
  3. Dan Tindak lanjut 
Ketiga langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1. Persiapan
Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu: (1) pelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, kemudian diikuti di dalamnya, (2) siapkan peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media yang dimaksud, (3) tetapkan apakah media tersebut digunakan secara individual atau kelompok, dan (4) atur tatanannya, agar peserta dapat melihat, dan mendengar pesan-pesan pengajarannya dengan baik.
2. Pelaksanaan (Penyajian)
3. Tindak Lanjut
Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta terhadap pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut. Selanjutnya, pada beberapa media yang dilengkapi dengan alat evaluasi, maka langkah ini dimaksudkan pula untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan yang ditetapkan. Kegiatan tindak lanjut ini umumnya ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remediasi, dan pengayaan.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PBM
Baugh (dalam Sulaiman, 1998:30) mengemukakan tentang perbandingan peranan tiap alat indera kita. Semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipersentasikan yaitu: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lain. Pengalaman belajar manusia sebanyak 75% diperoleh melalui indera lihat, 13% melalui indera dengar dan selebihnya indera lain.
Bertolak dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas mengenai pengalaman belajar lebih banyak diperoleh melalui indera lihat, maka dalam proses belajar-mengajar diupayakan penggunaan media visual sebagai alat bantu penyampaian materi pelajaran. Dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar akan sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik.
Keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar-mengajar, dapat dilihat dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk, 1998:25) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar, sebagai berikut: 
  • gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif, 
  • gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif, dan 
  • gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya.
METODE
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat keefektifan media gambar dalam penulisan karangan pada siswa pendidikan dasar adalah membandingkan dua kelompok siswa. Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kedua tidak diberikan perlakuan.

KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Media gambar seri, efektif digunakan dalam menulis karangan pada siswa tingkat pendidikan dasar, 
Murid kelas eksperimen mampu mengumpulkan mean 134,83 sedangkan kelas kontrol hanya mampu mengumpulkan mean 114. Hasil perbandingan skor ini membuktikan bahwa media gambar berpengaruh positif terhadap penulisan karangan pada siswa tingkat pendidikan dasar, 
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara siswa, problem utama yang dihadapi oleh siswa dalam menulis karangan yaitu mengorganisasikan ide untuk membentuk rangkaian karangan yang utuh. Begitu pula masih rendahnya perbendaharaan kosakata dan wawasan siswa terhadap apa yang dikaji.



DAFTAR RUJUKAN

Budinuryanta. 1998. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.s
Hadi, Sutrisno. 1987. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Rahmanto. 1998. Cerita Rekaan dan Drama. Jakarta: Depdikbud.
Soeparno, dkk. 1998. Media Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Intan Pariwara.

Wednesday, October 26, 2011

Sumber Pengajaran dan Pembelajaran dalam Pengajian Sosial


1.0 Pengenalan

Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran umumnya ditakrifkan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, persekitaran pengaruh dan pengalaman untuk mendapatkan, meningkatkan atau membuat perubahan dalam pengetahuan, kemahiran, nilai dan pandangan dunia seseorang individu (Illeris, 2000; Ormorod, 1995). Belajar sebagai suatu proses berfokus kepada apa yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Sebuah teori belajar adalah usaha untuk menggambarkan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita memahami proses dasarnya kompleks belajar. Teori pembelajaran mempunyai dua nilai utama menurut Hill (2002). Salah satunya adalah dalam menyediakan kita dengan kosa kata dan rangka kerja konseptual untuk menafsirkan contoh pembelajaran yang kita amati. Yang lain adalah dalam mencadangkan kaedah bagi mencari penyelesaian untuk masalah-masalah praktikal. Teori-teori tidak memberikan kita penyelesaian, tetapi mereka mengarahkan perhatian kita kepada mencipta pembolehubah yang sangat penting dalam mencari penyelesaian.

Ada tiga kategori utama atau rangka falsafah teori-teori pembelajaran iaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstruktivisme. Behaviorisme hanya tertumpu kepada aspek peniruan, pemikiran dan perasaan dalam pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berasaskan otak manakala pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membina atau membina idea-idea baru atau konsep.

Robert M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh penting yang telah mencetuskan pelbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang besar dalam dunia pendidikan. Mereka juga mengutarakan pelbagai sumber pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dengan teori masing-masing.

2.0 Hubungkait teori-teori pembelajaran dengan kepentingan penggunaan sumber-sumber dalam proses pengajaran dan pembelajaran.


i. Gagne: Bahan bercetak.

Robert M. Gagne dalam bukunya Essentials of Learning for Instruction (1975) memperkenalkan sebuah teori mengenai bagaimana manusia memperoleh maklumat dalam sesuatu proses pembelajaran.

Mengikut teori, semua rangsangan dari persekitaran luar akan diterima oleh sistem saraf melalui deria-deria manusia. Maklumat ini akan ditafsirkan dalam stor ingatan, kemudian dihantar kepada stor ingatan jangka panjang dan akhirnya kepada penggerak tindak balas melalui sistem saraf.

Gagne memilih bahan bercetak sebagai sumber pengajaran dan pembelajaran yang paling sesuai berdasarkan kepada teori beliau. Bahan bercetak merupakan sumber pelajaran yang paling mudah didapati dan disediakan. Penggunaan bahan cetak sebagai bahan pengajaran tidak terhad asalkan ia menepati objektif. Bahan-bahan bercetak yang terdapat di sekolah boleh diklafikasikan kepada dua jenis iaitu bahan bergambar dan bahan tidak bergambar.

Contoh bahan bergambar ialah surat khabar, poster, majalah dan gambar. Bahan-bahan bergambar membantu murid meluaskan pengetahuan dan pemahaman. Hal ini sesuai dengan teori beliau di mana rangsangan luaran seperti gambar mampu membina set-set di dalam stor ingatan seseorang individu sama ada berbentuk ingatan jangka masa panjang mahupun ingatan jangka masa pendek.

Contoh bahan tidak bergambar ialah seperti graf, peta dan tanda isyarat jalan raya. Teori Gagne juga dikenali sebagai teori pemprosesan maklumat. Berdasarkan kepada penggunaan bahan-bahan tidak bergambar, murid-murid akan didedahkan dengan cabaran kerana mereka dikehendaki mentafsir maklumat yang diterima seperti membuat graf atau melukis dan member peluang kepada murid untuk meluaskan penggunaan bahasa seperti membuat ramalan dan membuat huraian lanjut tentang sesuatu laporan.

ii. Bruner: Penggunaan Peta Minda dan Bahan Eksperimen

Bruner lebih menegaskan pembelajaran secara penemuan iaitu mengolah apa yang diketahui murid itu kepada satu corak dalam keadaan baru (lebih kepada prinsip konstruktivisme).

Dalam mempelajari manusia, Bruner menganggap manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Beliau juga menyatakan bahawa pembelajaran itu meliputi tiga proses kognitif, iaitu memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.

Penggunaan peta minda dan bahan eksperimen dikenalpasti sebagai sumber utama pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kepada teori beliau. Melalui sumber-sumber tersebut, murid akan memperoleh keberkesanan dalam proses pembelajaran kerana aktviti seperti eksperimen melibatkan penglibatan langsung murid-murid dan akan mendedahkan mereka kepada pengalaman-pengalaman yang baru. Murid-murid belajar melalui pengalaman. Dengan itu guru perlu menyediakan peluang untuk murid-murid meneroka, memegang, mencium dan merasa. Pengalaman seperti ini mewujudkan proses pembelajaran yang bermakna.

Bruner amat menekankan pembelajaran konsep atau kategori. Oleh yang demikian, penggunaan peta minda diterapkan di dalam teori beliau. Pengetahuan perlu disusun dan diperingkatkan agar pembentukan konsep bermula daripada peringkat yang mudah kepada peringkat yang rumit.

iii. Bandura: Relia dan Model

Mengikut teori peniruan dan permodelan yang diperkenalkan oleh Bandura, pembelajaran melalui pemerhatian merupakan pembentukan asas tingkah laku manusia.Melalui pemerhatian terhadap proses dan hasil perubahan tingkah laku orang lain, individu secara tidak langsung, mempelajari pula perubahan tingkah laku tersebut.

Penggunaan relia dan model sebagai sumber pengajaran dan pembelajaran menepati teori yang dikemukakan oleh Bandura. Hal ini kerana, Bandura menyatakan bahawa proses pembelajaran meliputi pemerhatian, pemikiran, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai dan diakhiri dengan peneguhan positif.

Model seperti bahan tiga dimensi yang baik seperti kraftangan, replika bangunan boleh ditunjukkan kepada murid-murid sebagai contoh dalam proses pengajaran dan pembelajaran bagi meningkatkan pengetahuan murid-murid melalui pemerhatian dan pemikiran.

Guru dan murid juga merupakan model semulajadi di dalam sesebuah kelas. Implikasinya, penyampaian guru hendaklah cekap dan menarik supaya menjadi role model yang boleh dicontohi oelh murid. Guru juga boleh menjadikan rakan sebaya yang cemerlang menjadi role model untuk membuat demonstrasi di dalam bilik darjah.

iv. Vygotsky: Rakan Sebaya dan Penggunaan Bahan Sumber / Alat

Vygotsky menekankan peranan sosial dan budaya dalam perkembangan minda murid. Kebanyakan daripada kemahiran kognitif murid terhasil daripada interaksi sosial dengan rakan sebaya. Perkembangan mental murid terhad disebabkan oleh sistem biologi yang belum berkembang dan matang. Walaupun begitu persekitaran dan sistem lingkungan budaya murid membantu mereka mengadaptasi perkembangan kognitif. Setiap budaya menerapkan cara hidup dan cara berfikir kepada murid-murid.

Vygotsky turut menekankan penggunaan bahan sumber dan alat. Bahan boleh membantu guru menjelaskan apa yang hendak diajar, membantu murid memahami apa yang diajar. Bahan pengajaran penting sebagai media komunikasi, rangsangan, penjelas makna, penggerak pelbagai deira, sumber pengalaman, unsur yang mempelbagaikan kaedah dan teknik pengajaran serta pendorong pengajaran terancang.

3.0 Kepentingan dan tujuan sumber pengajaran dan pembelajaran dalam Pengajian Sosial.

Sumber ialah segala bahan dan alat yang terdapat di alam ini. Dalam bidang pendidikan, sumber ialah segala bahan dan alat yang dapat membantu guru mencapai objektif pengajaran dan pembelajaran dengan berkesan.

Dalam program Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) yang baru dilaksanakan, pembelajaran Pengajian Sosial yang berkesan dikaitkan dengan penggunaan alat dan bahan yang sesuai, terutamanya yang boleh dilihat, didengar, dirasa, dihidu dan disentuh oleh murid. Mereka boleh mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh guru. Ini membuatkan mereka lebih memahami dan apa yang difahami itu pula akan lebih kekal dalam stor ingatan mereka.

Secara umum, bahan bermakna apa sahaja yang digunakan dalam pengajaran termasuklah pengetahuan dan nilai-nilai. Dari segi teknologi pendidikan, apa yang diguna untuk menyampaikan pengajaran dan menjadi rangsangan pelajaran digolongkan sebagai media pendidikan.

Kesemua sumber, jika digunakan dalam situasi pengajaran dan pembelajaran yang sesuai akan bertindak sebagai rangsangan untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih bermakna. Dengan cara ini, murid akan dapat belajar dalam situasi yang berkesan.

Penggunaan sumber penting dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial. Hal ini kerana sumber boleh membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada murid dan membantu murid memahami apa yang diajar oleh guru. Sumber pengajaran dan pembelajaran bertindak sebagai media komunikasi, rangsangan, penjelas makna, penggerak pelbagai deria, sumber pengalaman, unsur yang mempelbagaikan kaedah dan teknik pengajaran serta pendorong kepada pengajaran terancang.

i. Kepentingan sumber sebagai media komunikasi dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Komunikasi melibatkan penyampaian dan penerimaan maklumat. Proses pengajaran dan pembelajaran juga merupakan satu aspek komunikasi kerana pembelajaran berlaku melalui penyampaian dan penerimaan maklumat. Maklumat-maklumat itu disalurkan melalui media tertentu seperti media cetak dan tayangan video. Media inilah yang menjadi sumber pengajaran. Filem video ialah satu alat komunikasi yang boleh digunakan dengan baik di dalam bilik darjah. Tayangan peristiwa dan pemandangan yang sebenar akan membolehkan murid-murid tahu tentang peristiwa-peristiwa tersebut dengan lebih dekat dan jelas.

Dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial di sekolah, guru bertindak sebagai pengirim atau penyampai maklumat dan penerimanya ialah murid. Sementara mesejnya ialah maklumat, fakta, konsep, kemahiran atau nilai yang disampaikan. Sumber ialah saluran atau media yang digunakan untuk menyampaikan maklumat tersebut.

ii. Kepentingan sumber sebagai rangsangan dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Murid akan lebih berminat belajar tentang sesuatu tajuk sekiranya dia dapat melihat, mendengar atau menyentuh objek yang menjadi ii pelajaran. Dengan adanya bahan rangsangan ini, murid akan dapat memahami sesuatu perkara dengan lebih mendalam lagi. Oleh itu mereka dapat mengeluarkan idea dengan lebih cepat dan bermakna. Bahan merupakan satu faktor utama bagi mempelbagaikan rangsangan murid di samping mengalihhalakan tumpuan mereka kepada perkara-perkara yang menarik, bermakna dan penting dalam pembelajaran.


iii. Kepentingan sumber sebagai penjelasan makna dan konsep dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Dalam pengajaran sesuatu topik, terdapat perkataan dan frasa yang maknanya tidak dapat dihurai dengan perkataan sahaja. Maknanya akan lebih jelas jika diterangkan dengan contoh-contoh tertentu yang memerlukan bahan audio visual atau kedua-duanya sekali. Bahan-bahan ini boleh digunakan di dalam atau di luar bilik darjah seperti siaran langsung atau rakaman peristiwa-peristiwa sebenar melalui radio dan televisyen.

Penerangan guru yang diiringi dengan bahan yang dipilih dengan rapi dan sesuai dapat memperkembangkan corak pemikiran murid serta membantu mereka memahami sesuatu dengan lebih jelas.

iv. Kepentingan sumber sebagai penggerak penggunaan pelbagai deria dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Secara semulajadi, kita belajar melalui berbagai-bagai deria iaitu rasa, dengar, lihat, sentuh dan bau. Dalam pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah juga, guru perlu menggunakan berbagai-bagai bentuk dan jenis bahan supaya deria-deria ini boleh digunakan.

Kajian telah menunjukkan bahawa manusia mengingati 10% daripada apa yang mereka dengar sahaja, 20% daripada apa yang mereka lihat sahaja dan 65% daripada apa yang mereka dengar dan lihat.

Kajian ini jelas membuktikan bahawa lebih banyak deria dilibatkan dalam aktiviti pembelajaran, lebih teguh pula daya ingatannya. Untuk memastikan apa yang disampaikan itu kekal lama dalam ingatan murid, guru patut mempelbagaikan bahan pengajaran.

v. Kepentingan sumber sebagai sumber pengalaman dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Terdapat bahan yang memberikan pengalaman secara langsung dan tidak langsung kepada murid. Alam sekitar boleh memberikan pengalaman langsung. Contohnya, apabila murid membuat lawatan ke sesuatu tempat, dia akan memahami dan mengetahui apakah bahan maujud yang ada di situ, di samping mengetahui proses menghasilkan bahan-bahan tersebut. Misalnya semasa melawat ke ladang getah, murid-murid dari bandar boleh melihat pokok getah, daunnya, buahnya dan bagaimana susu getah diperoleh dan kemudian diproses menjadi getah keping untuk dipasarkan. Bahkan mereka juga mungkin dapat mengalami sendiri pekerjaan tersebut.

Pengalaman ini akan memberi kesan yang mendalam kepada proses pembelajaran murid-murid tersebut. Kita lebih banyak belajar melalui pengalaman sendiri daripada maklumat yang diberi oleh orang lain. Murid-murid juga akan lebih memahami dan mengingati pelajaran yang diterima sekiranya mereka diberi peluang untuk mencuba, mengkaji dan meneliti bahan-bahan yang digunakan.

Filem, video atau gambar boleh mengayakan pengalaman seseorang murid. Misalnya, semasa menonton tayangan filem tentang kejadian dan perubahan musim di negara beriklim sejuk dengan pemandangan yang berlainan, murid-murid akan berasa seolah-olah mengalaminya sendiri. Ini akan meningkatkan dan mengukuhkan pemahaman mereka tentang perubahan musim yang mereka tidak pernah mengalami secara langsung.

vi. Kepentingan sumber mempelbagaikan kaedah dan teknik dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Setiap bahan mempunyai cara penggunaannya yang tersendiri. Ini memberi kesan terhadap kaedah dan teknik pengajaran. Dengan menggunakan berbagai-bagai bahan yang ada, kaedah dan teknik pengajaran juga boleh dipelbagaikan. Kemahiran yang sama boleh dikuasai mengikut cara dan teknik yang berlainan berdasarkan jenis alat dan bahan yang digunakan. Misalnya pengetahuan tentang alam sekitar boleh disampaikan melalui tanyang video, teks bacaan atau pengalaman langsung murid.

Kepentingan sumber sebagai pendorong pengajaran terancang dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Penggunaan sumber perlu dirancang dari segi kesesuaian, tujuan, masa dan cara menggunakannya. Ini melibatkan perancangan keseluruhan pengajaran dari awal hingga akhir. Dengan cara ini, guru akan merancang sesuatu pelajaran dengan lebih sempurna.

4.0 Prosedur penghasilan dan penggunaan bahan teknologi pendidikan yang sesuai dan tatacara penyelenggaraannya dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Dari segi teknologi pendidikan, apa yang diguna untuk menyampaikan pengajaran dan menjadi rangsangan pelajaran digolongkan sebagai media pendidikan.


Bahan bercetak

Bahan-bahan cetak merupakan media pendidikan yang paling mudah didapati dan disediakan. Penggunaan bahan cetak sebagai bahan pengajaran tidak terhad asalkan ia menepati objektif. Contoh bahan bercetak adalah seperti buku teks, buku kerja, buku fiksyen, buku rujukan, majalah, risalah, surat, berita, surat khabar dan nota-nota bercetak. Bahan bercetak seperti ini mengandungi maklumat dalam bentuk perkataan, lukisan atau gambar.

Pemilihan dan penghasilan bahan bercetak sebagai sumber pengajaran dan pembelajaran dalam Pengajian Sosial perlu menitikberatkan aspek-aspek yang berikut:

a. Anggaran kos
b. Kebolehgunaan
c. Mobiliti
d. Bahan mentah
e. Saiz dan warna
f. Tatahias dan kemasan
g. Simpanan dan penyelenggaraan


a. Anggaran kos
Bahan bercetak amat murah dan mudah untuk didapati. Pencetakan bahan yang banyak akan mengurangkan kos jika dibandingkan dengan bahan pandang-dengar yang lain. Bahan-bahan bercetak, cetakan tempatan atau cetakan sendiri berharga murah dan boleh disediakan dengan cepat.

b. Kebolehgunaan
Teknologi pendidikan ini memudahkan guru untuk mengajar murid melalui bahan bercetak yang maujud. Guru boleh menggunakan bahan bercetak sekerap mungkin sehingga murid benar-benar dapat mengingati fakta atau perkara yang ingin diperlajari. Murid-murid boleh menggunakannya mengikut kadar kecepatan mereka sendiri. Bahan-bahan tercetak boleh dibaca dengan cepat dan maklumat penting boleh dipelajari tanpa mengikut sesuatu masa pengajaran.

Bahan bercetak tidak mempunyai masalah dari segi penggunaannya kerana ia tidak memerlukan sumber tenaga elektrik seperti komputer. Walaubagaimanapun, ia perlu digunakan di tempat yang terang atau mempunyai cahaya kerana jika tidak bahan yang dipaparkan tidak dapat dilihat.

c. Mobiliti
Bahan bercetak ini boleh digunakan di mana sahaja sama ada di dalam atau di luar kelas. Jika bahan tersebut ingin digunakan di kawasan yang luas seperti dewan, bahan tersebut hendaklah diperbanyakkan. Selain itu, murid-murid juga boleh menggunakan pada bila bila masa bahan bercetak tersebut walaupun tanpa guru.

d. Bahan mentah
Hampir kesemua bahan bercetak menggunakan kertas sebagai bahan mentah. Penggunaan kertas sangat popular kerana ia mudah didapati selain kos mencetak yang rendah.

e. Saiz dan warna
Jika gambar atau poster digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran , guru mestilah memastikan saiznya besar dan boleh dilihat oleh semua murid. Perkara ini penting dalam menyampaikan maklumat dan mengekalkan perhatian serta minat murid. Pemilihan warna juga perlu diberi perhatian oleh guru. Warna yang terlalu terang dan terlalu gelap akan menjejaskan fokus murid terhadap penyampaian guru.

f. Tatahias dan kemasan
Sekiranya guru menggunakan lukisan sebagai bahan bantu mengajar, guru perlu memastikan lukisan tersebut mudah difahami oleh murid. Guru juga perlu mengelakkan penggunaan lukisan yang terlalu abstrak. Hal ini akan menyukarkan murid memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Jika guru mencetak bahan-bahan yang mengandungi tulisan tangan, pastikan tulisan tersebut kemas dan mampu dibaca oleh murid. Bahan bercetak yang terlalu banyak gambar dan warna juga tidak digalakkan untuk diguna sebagai bahan bantu mengajar kerana boleh mengganggu tumpuan murid dalammencapai objektif pembelajaran yang sebenar.

g. Simpanan dan penyelenggaraan
Bahan bercetak ini perlu disimpan dengan kemas dan teliti kerana bahan ini mudah koyak atau rosak, seperti disimpan di dalam fail, folder, plastik menyimpan kertas dan sebagainya. Gambar-gambar seperti foto dan rajah boleh dimasukkan dalam teks untuk penerangan lebih lanjut mengenai konsep, hujah-hujah dan juga untuk menambahkan minat murid. Bahan-bahan cetakan tambahan boleh dimuatkan di dalam buku teks atau buku latihan sebagai lampiran atau bahan tambahan.

Penggunaan bahan dengan cermat serta disimpan di tempat yang selamat memudahkan pengesanan semula dan menjamin ketahanan bahan tersebut.

5.0 Prosedur penghasilan dan penggunaan bahan teknologi maklumat dan komunikasi yang sesuai dan tatacara penyelenggaraannya dalam pengajaran dan pembelajaran Pengajian Sosial.

Penggunaan teknologi maklumat dan komunikasi secara terancang boleh mengukuhkan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah-sekolah serta memberi peluang kepada setiap murid untuk menguasai ilmu pengetahuan dengan cara yang lebih menarik dan berkesan sejajar dengan Falsafah Pendidikan Kebangsaan untuk mengembangkan potensi setiap individu secara menyeluruh dan bersepadu.

Definisi teknologi maklumat boleh diringkaskan sebagai satu proses pengaliran, penyebaran, pemprosesan dan penyimpanan maklumat menggunakan perantaraan teknologi. Seperti yang diketahui umum, teknologi disifatkan sebagai satu bentuk pemudah cara yang membolehkan pengaliran maklumat menjadi sangat pantas. Sebenarnya teknologi maklumat tidak terhad kepda internet dan komputer sahaja tetapi ia melibatkan televisyen, telefon, telefon mudah alih, fax, telegram, PDA dan sistem satelit dalam menyampaikan maklumat kepada penerima.

Terdapat 3 asas penting dalam penggunaan teknologi maklumat. Pertama teknologi maklumat adalah untuk mengumpul maklumat. Ia digunakan untuk suntingan dengan menggunakan teknologi. Contoh,dengan menggunakan komputer ia boleh merekod bunyi,imej dan sebagai pengesan gerakkan. Kedua, adalah untuk memanipulasikan maklumat dan proses semula imej. Ketiga, digunakan untuk berkomunikasi iaitu ia menjelaskan bagaimana teknologi maklumat digunakan untuk berkomunikasi bagi mendapatkan maklumat daripada sumber kepada penerima.


Penghasilan bahan teknologi maklumat: Persembahan Elektronik Multimedia

Terdapat beberapa perisian yang boleh digunakan untuk menghasilkan Persembahan Elektronik Multimedia, sesuai digunakan dalam kelas. Antara perisian yang biasa digunakan ialah Microsoft Office Powerpoint.

Sebelum membina persembahan elektronik multimedia Powerpoint, guru perlu memastikan elemen grafik yang digunakan menepati keperluan murid-murid. Grafik ialah kombinasi gambar-gambar, lambang-lambang, simbol-simbol, huruf, angka,perkataan, lukisan, lakaran yang dijadikan satu media untuk memberi konsep dan idea dari pengirim (guru) kepada sasarannya (murid) dalam proses menyampaikan maklumat. Grafik penting untuk menyediakan bahan-bahan pandangan (visual).

Selain aspek grafik, reka letak visual juga mempengaruhi kualiti persembahan elektronik multimedia Powerpoint yang dihasilkan. Terdapat beberapa perkara yang perlu dikenalpasti oleh guru semasa menghasilkan sebuah persembahan elektronik multimedia Powerpoint iaitu:

a. Simplisiti
b. Dominan
c. Pola
d. Seimbang
e. Warna
f. Huruf


a. Simplisiti
Visual yang ditayangkan hendaklah dihadkan kepada satu idea. Idea yang banyak dalam satu visual akan mengelirukan dan seterusnya akan mengalih tumpuan murid keluar daripada objektif pembelajaran.

b. Dominan
Dominan bererti pusat penumpuan atau minat. Di dalam slaid persembahan Powerpoint, guru perlu mewujudkan sesuatu yang boleh menarik minat murid-murid. Sebagai contoh, jika guru ingin mengajar tentang negeri Kedah, guru boleh mempersembahkan gambar sawah padi bagi menimbulkan inkuiri murid. Dengan yang demikian, murid dapat mengekalkan minat untuk mengikuti pembelajaran yang seterusnya.

c. Pola
Pola merupakan susunan item-item dalam sesuatu rekaan visual. Susunan item perlulah mematuhi urutan yang rasional bagi memudahkan pemahaman murid. Sebagai contoh, guru menggunakan gambar anak panah bagi menunjukkan proses untuk membuat kain batik yang menjadi warisan tradisi di negeri Terengganu.

d. Seimbang
Guru perlu bijak untuk menggunakan ruang di dalam slaid persembahan. Keadaan kesamaan dari segi berat, tarikan dan tumpuan perhatian yang terdapat dalam suatu susunan slaid akan menjadikan persembahan lebih kemas dan teratur.

e. Warna
Warna merupakan satu elemen reka letak visual yang penting. Pemilihan warna yang tepat membantu keberkesanan persembahan. Warna mempunyai beberapa fungsi iaitu pertama, warna membantu membuat penegasan dan mewujudkan tumpuan. Kedua, warna memudahkan sesuatu item dilihat. Ketiga,warna mewujudkan perasaan harmoni dan melahirkan kesan tertentu seperti panas, sejuk, bergetar, kesan psikologi dan sebagainya kepada murid-murid.

f. Huruf
Pemilihan huruf juga penting dalam menghasilkan persembahan elektronik multimedia. Saiz dan jenis huruf mempengaruhi penerimaan murid-murid terhadapa apa yang disampaikan oleh guru. Guru perlu memilih jenis huruf yang senang dibaca. Penggunaan huruf besar hanya sesuai untuk tajuk yang pendek manakala untuk tajuk yang panjang, huruf bersaiz kecil digunakan mengikut kesesuaian. Guru juga perlu memastikan bahawa jarak di antara dua perkataan ialah 1atau 1 ½ lebar huruf. Biarkan ruang di antara huruf kelihatan sama walaupun jaraknya berbeza. Hurufan terang yang diletakkan di atas latar belakang gelap di dapati lebih jelas daripada sebaliknya.

g. Tatahias dan kemasan
Guru perlu memilih warna yang mempunyai kontras antara latar dengan imej atau teks. Selain itu, guru juga perlu memilih warna yang lembut dan selesa dipandang oleh penerima iaitu murid. Bagi memastikan slaid yang dihasilakn tersebut kemas dan teratur, gunakan empat warna sahaja dalam satu skrin/slaid. Tatahias warna juga dapat menjelaskan konsep atau menunjukkan penegasan. Contohnya slaid berlatarbelakangkan warna merah menunjukkan penegasan dan perhatian.


Penyelenggaraan bahan teknologi maklumat: Persembahan Elektronik Multimedia.

Setiap bahan bantu mengajar perlu diselenggara dengan baik termasuklah persembahan elektronik multimedia. Persembahan yang telah siap dihasilkan perlu disimpan dalam beberapa bentuk iaitu dalam bentuk dokumentasi (hard copy) dan dalam bentuk perisian (soft copy).

Persembahan elektronik yang dicetak dan didokumenkan boleh dijadikan rujukan pada bila-bila masa manakala persembahan yang disimpan dalam bentuk perisian mempunyai beberapa kelebihan. Antaranya ialah, isi kandungan di dalam persembahan elektronik tersebut boleh disunting pada bila-bila masa mengikut keperluan murid dan keperluan semasa. Selain itu, persembahan elektronik yang disimpan dalam bentuk perisian juga dapat disalin ke dalam alat-alat teknologi maklumat yang lain seperti cakera padat, thumb-drive dan lain-lain.


6.0 Rumusan

Sumber pengajaran ialah segala kelengkapan yang digunakan oleh guru/ murid untuk membantunya dalam menyampaikan pengajaran di dalam kelas. Peralatan mengajar bukan terhad kepada buku-buku teks, papan hitam, kapur dan gambar-gambar sahaja, tetapi ia merangkumi segala benda yang digunakan dalam pengajaran yang melibatkan semua pancaindera melihat, mendengar, rasa, hidu dan sebagainya, merangkumi apa sahaja yang dapat dialami oleh murid-murid.

Bahan bantu mengajar adalah faktor terpenting dalam menentukan kejayaan program pembelajaran, menimbulkan rangsangan keinginan pelajar-pelajar untuk mengetahui sesuatu dan untuk menjadikan pembelajaran baik dan lebih menarik. Bahan bantu mengajar bukanlah merupakan sesuatu yang tersisih sifatnya daripada proses pengajaran dan pembelajaran. Alat bantu itu mestilah dianggap sebagai satu bahagian yang padu dalam proses tersebut. Ia bertujuan untuk menambah kelancaran perhubungan antara guru dan murid dan sebaliknya, murid sesama murid serta membantu atau mempercepatkan proses pemahaman mereka.

Teknologi pendidikan pula merupakan satu sistem yang meliputi alat dan bahan media, organisasi yang digunakan secara terancang bagi menghasilkan kecekapan dalam pengajaran dan keberkesanan dalam pembelajaran.

Kecekapan guru menggunakan pelbagai sumber dalam pengajaran dan pembelajaran mampu merangsang pemahaman murid ke tahap yang cemerlang.